Menyusuri Pesona Alam dan Agrowisata di Kampung Blang Rongka, Bener Meriah Indonesia, negeri yang kaya akan keindahan alam dan budaya, menyimpan sejuta pesona di setiap sudutnya. Tak terkecuali di dataran tinggi Gayo, Aceh, tepatnya di Kampung Blang Rongka, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah. Desa ini menawarkan wisata alam pedesaan yang asri dan sejuk, dipadukan dengan agrowisata yang menarik untuk dijelajahi. Kampung Blang Rongka dikenal sebagai salah satu sentra pertanian di Kabupaten Bener Meriah. Hamparan sawah yang luas membentang hijau, menciptakan pemandangan yang memanjakan mata.

Di sini, wisatawan dapat menyaksikan langsung aktivitas pertanian tradisional, mulai dari proses penanaman padi hingga panen. Suasana pedesaan yang tenang dan udara yang segar menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin melepas penat dari hiruk pikuk perkotaan. Tak hanya padi, Kampung Blang Rongka juga terkenal dengan hasil bumi lainnya, yaitu durian dan jagung manis. Saat musim panen tiba, wisatawan dapat menikmati manis dan legitnya durian Blang Rongka yang sudah terkenal kelezatannya. Sementara itu, jagung manis dapat dinikmati langsung setelah dipetik dari kebunnya, menawarkan sensasi rasa yang segar dan alami. Waktu terbaik untuk berkunjung ke Kampung Blang Rongka adalah pada saat musim panen padi, yaitu sekitar bulan Mei-Juni dan November-Desember.

Saat itu, wisatawan dapat menyaksikan proses panen padi secara tradisional dan merasakan langsung kehangatan keramahan warga setempat. Namun, jika ingin menikmati durian dan jagung manis, wisatawan dapat berkunjung pada bulan Desember-Januari. Untuk mencapai Kampung Blang Rongka, wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum dari Kota Takengon, ibu kota Kabupaten Aceh Tengah. Perjalanan menuju desa ini akan memanjakan mata dengan pemandangan alam dataran tinggi Gayo yang mempesona. Dengan segala potensi alam dan keramahan masyarakatnya, Kampung Blang Rongka menjadi destinasi wisata yang menjanjikan bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berbeda di Aceh. Penulis: Rudi Yusran, S.Pd